Minggu, 11 Mei 2014

Jika Istrimu adalah Seorang yang Tak Tahu Mau Menjadi Apa.

Setiap orang pasti punya mimpi ingin menjadi apa. Bahkan sejak SD, hampir setiap guru memancing muridnya untuk memimpikan mau menjadi apa dirinya kelak. Namun, bagaimana jika istrimu adalah seorang yang tak tahu mau menjadi apa??

Ketika teman-teman sebayaku di sma berfikir untuk menjadi dokter, pengusaha, bahkan ibu rumah tangga, aku masih tak terfikirkan mau menjadi apa. Bagiku hidup hanya dijalani saja. Tanpa mimpi yang benar-benar harus dikejar. Tanpa cita-cita yang dengan gigih harus digapai.

Kamis, 20 Desember 2012

Jawaban Tuntas Pertanyaan Berulang Seputar Khilafah dan Hizbut Tahrir


Jawaban Tuntas Pertanyaan Berulang Seputar Khilafah dan Hizbut Tahrir

1. Benarkah tidak ada dalil tentang kewajiban Khilafah ?
Kewajiban adanya Khilafah telah disepakati oleh seluruh ulama dari seluruh mazhab. Tidak ada khilafiyah (perbedaan pendapat) dalam masalah ini, kecuali dari segelintir ulama yang tidak teranggap perkataannya (laa yu’taddu bihi). (Lihat Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyyah, Bab Al Imamah Al Kubro, Juz 6 hlm. 163).


Disebutkan dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyyah Juz 6 hlm. 164 :
أجمعت الأمّة على وجوب عقد الإمامة ، وعلى أنّ الأمّة يجب عليها الانقياد لإمامٍ عادلٍ ، يقيم فيهم أحكام اللّه ، ويسوسهم بأحكام الشّريعة الّتي أتى بها رسول اللّه صلى الله عليه وسلم ولم يخرج عن هذا الإجماع من يعتدّ بخلافه
“Umat Islam telah sepakat mengenai wajibnya akad Imamah [Khilafah], juga telah sepakat bahwa umat wajib mentaati seorang Imam [Khalifah] yang adil yang menegakkan hukum-hukum Allah di tengah mereka, yang mengatur urusan mereka dengan hukum-hukum Syariah Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Tidak ada yang keluar dari kesepakatan ini, orang yang teranggap perkataannya saat berbeda pendapat.”


Syaikh Abdul Qadim Zallum (Amir kedua Hizbut Tahrir) menyebutkan, ”Mengangkat seorang khalifah adalah wajib atas kaum muslimin seluruhnya di segala penjuru dunia. Melaksanakan kewajiban ini – sebagaimana kewajiban manapun yang difardhukan Allah atas kaum muslimin- adalah perkara yang pasti, tak ada pilihan di dalamnya dan tak ada toleransi dalam urusannya. Kelalaian dalam melaksanakannya termasuk sebesar-besar maksiat, yang akan diazab oleh Allah dengan azab yang sepedih-pedihnya.” (Abdul Qadim Zallum, Nizhamul Hukm fi Al Islam, hlm. 34)


Kewajiban Khilafah ini bukan hanya pendapat Hizbut Tahrir, tapi pendapat seluruh ulama. Imam Ibnu Hazm menyebutkan bahwa, “Telah sepakat semua Ahlus Sunnah, semua Murji`ah, semua Syiah, dan semua Khawarij akan wajibnya Imamah [Khilafah]…” (Ibnu Hazm, Al-Fashlu fi Al Milal wal Ahwa` wan Nihal, Juz 4 hlm.78)

Karena Hizbut Tahrir melawan penguasa, maka Hizbut Tahrir adalah termasuk kelompok khawarij. Demikian orang 'salafy' bilang.

Karena Hizbut Tahrir melawan penguasa, maka Hizbut Tahrir adalah termasuk kelompok khawarij. Demikian orang 'salafy' bilang.

Komentar:
Tuduhan seperti ini karena cara berfikir yang simplikatif, dan generalistik. Harus diakui, kesimpulan seperti ini tidak bisa dilepaskan dari kongklusi mantik, meski konon dia tidak mengakui logika mantik (nalar filsafat). Seharusnya, orang menjadikan metode berpikir rasional sebagai cara untuk menghukumi, bukan dengan cara logika. Cara logika, adalah cara kaum filsafat untuk menghukumi sesuatu. Sedangkan metode berpikir rasional, adalah metode berpikir sebagaimana terdapat dalam QS. Al Baqarah: 30-33. Bagaimana mungkin Adam akan mampu menyebutkan berbagai macam benda-benda, jika dia tidak memiliki maklumat sebelumnya? Sedangkan malaikat, tidak bisa, sebab dia tidak memiliki maklumat sabiqah tentang benda-benda di bumi. Maka, modal berpikir rasional adalah: indera dan akal yang sehat, fakta yang akan dihukumi, dan informasi awal.

Islamnya Seorang Penganut Syiah

Sumber: Majalah Islam Internasional Qiblati, Ramadhan 1433 H, Agustus 2012 M, Edisi 10 th. VII, hal 84-89.
Putra sulung Abdushshamad Busyahri, Hamid Busyahri Abu Utsman menuturkan kepada saya salah satu kisah terunik dan paling mengesankan bagi saya. Dia berkata,
Lima puluh tahun yang lalu, ayah saya, H. Abdushshamad Busyahri adalah seorang penganut Syiah yang sangat rajin mengunjungi majlis-majlis syirik yang dengan penuh kepalsuan dan kepura-puraan yang mereka beri nama al-Husainiyyah. Sebuah penisbatan kepada al-Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, padahal beliau sendiri tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan majelis ini maupun orang-orang yang menghadirinya sampai hari kiamat kelak. Ayah adalah seorang laki-laki yang multazim (taat, konsisten) dan dermawan. Orang-orang fakir saban hari mendatangi kantornya. Meskipun tidak bisa baca-tulis, beliau memiliki perhatian besar terhadap majelis-majelis zikir dan kajian-kajian yang disampaikan oleh para ulama Syiah yang datang dari Najef dan Qumm.
Sebagaimana penganut syiah lainnya, sejak kecil ayah telah melahap dongeng dan kedustaan para sayid Rafidhah (setiap orang yang mengklaim dirinya bernasab kepada keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disebut sayyid, dan mayoritas orang yang mereka klaim sebagai sayyid, tidak benar penasaban mereka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) bahwa para khalifah kaum muslimin adalah musuh ahlulbait, musuh Rasulullah dan musuh Islam. Musuh terbesar Rasulullah dan keluarga beliau yang suci ialah Abu Bakar as-Shiddiq dan Umar bin al-Khattab –mudah-mudhan Allah meridhai mereka dan menjadikan mereka ridha- demikian juga dengan kedua putri mereka yang suci, istri-istri Nabi, serta ibunda kaum mukminin, meskipun orang-orang zindik tersebut tiada menyukai kenyataan ini.

Selasa, 18 Desember 2012

Nazhar, Bukan Sekedar Ta’aruf !!

Engkaulah itu minyak atar
Meskipun masih tersimpan
Dalam kuntum yang akan mekar
-Iqbal, Javid Namah-
        “Seandainya kami bisa membelikan janggut untuk Qais dengan harta kami”, kata orang-orang Anshar, “Niscaya akan kami lakukan.” Semua sifat dan jiwa kepemimpinan memang ada pada pemuda ini. Nasabnya juga terkemuka lagi mulia. Kecuali, ya itu tadi. Janggut. Salah satu simbol kejantanan dalam kaumnya yang sayangnya tak dimilikinya. Wajahnya licin dan bersih.
         Namanya Qais ibn Sa’d ibn ‘Ubadah. Ayahnya, Sa’d ibn ‘Ubadah, pemimpin suku Khazraj di Madinah. Rasulullah menyebut keluarga ini sebagai limpahan kedermawanan. Ketika para muhajirin datang, masing-masing orang Anshar membawa satu atau dua orang yang telah dipersaudarakan dengan mereka ke rumahnya untuk ditanggung kehidupannya. Kecuali Sa’d ibn ‘Ubadah. Dia membawa 80 orang muhajirin ke rumahnya!

          Saat masuk Islam, Sa’d ibn ‘Ubadah menyerahkan sang putera kepada Rasulullah. “Inilah khadam anda wahai Nabi Allah”, ujar Sa’d. Tapi menurut Anas ibn Malik, Qais lebih pas disebut ajudan Sang Nabi. 
           Dan air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Dalam pergaulannya di kalangan pemuda, Qais sangat royal seperti bapaknya di kalangan tua-tua. Tak terhitung lagi sedekah dan dermanya. Tak pernah ditagihnya piutang-piutangnya. Tak pernah diambilnya jika orang mengembalikan pinjaman padanya.

Senin, 17 Desember 2012

Bagaimana hadapi orang-orang Liberal??

By Ustadz Felix Y. Siauw @felixsiauw

01. bagaimana hadapi orang-orang liberal | yang abai dalam agama dan dalam berdebat bebal? | kita share dengan cara beda ya.
02. pernah nonton film MEGAMIND? | kisah seru MetroMan dan tokoh antagonis MegaMind? | banyak hal bisa diambil ibrah, yang paling menarik.
03. dikisahkan bahwa MegaMind yang dari awal sudah dianggap jahat (antagonis) | selalu berusaha mengalahkan MetroMan yang dianggap baik.

04. segala cara dikerahkan MegaMind untuk kalahkan pamor MetroMan | tiada satupun cara berhasil | coba-gagal-coba lagi-gagal lagi.
05. tidak berhenti MegaMind putar otak, kerahkan urat syaraf | inovasi, kreativitas, dan tipudaya dilancarkan tanpa henti.
06. mulai dari merampok bank, menodong nenek-nenek, mengacaukan kota | tetap saja MetroMan selalu menang | dan MegaMind mendekam di penjara.
07. tapi MegaMind tidak putus asa, pantang baginya menyerah | MegaMind selalu bayangkan harus mengalahkan MetroMan | harus!
08. sampai satu hari, tipudaya MegaMind berhasil kalahkan MetroMan | melenyapkannya! | MegaMind tak percaya! BANGGA!
09. rasa haru campur bahagia dia rasakan, seluruh kota menjadi miliknya! | tak ada yang mampu menghentikannya kini! | bebas berbuat apapun!

Minggu, 16 Desember 2012

Say No To Ta’aruf (Katakan Tidak Untuk Ta’aruf)


Say No To Ta’aruf

Oleh : Al-Faqir Saif Muhammad Al-Amrin


Pendahuluan

Segala Puji Bagi Allah, yang dengan Taufiq dan Inayah-Nya telah memberikan kita kesempatan untuk berIman dan berIslam. Selawat dan Salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah agung ini hingga kepada kita.

Apa yang ada dihadapan saudaraku ini adalah Maqalah tentang Ta’aruf, dimana makalah ini menjadi Nasakh (menghapus/membatalkan) terhadap maqalah atau pendapat saya sebelumnya tentang Ta’aruf. Sekaligus maqalah ini adalah bentuk pertobatan saya, karena telah keliru dalam memahami konsep Ta’aruf.

Ta’aruf Sebuah Dilema